MENGAGUNGKAN KUBURAN


Sahabatku, seorang ulama pernah berkata “Sebaik-sebaik ibadah adalah ibadah yang sesuai petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat-Nya.”

Dengan kata lain syariat Islam adalah suatu ibadah yang telah dilakukan oleh rasulullah dan para sahabatnya. Dan apa yang tidak dilakukan berarti bukan merupakan syariat Islam.

Diantara bentuk kebiasaan sebagian manusia saat ini dan jaman dulu adalah mengagungkan kuburan, dan biasanya kuburan yang diagungkan tersebut adalah kuburan orang-orang shalih.

Ummu Salamah mengisahkan kepada Rasulullah tentang suatu gereja, yang pernah ia lihat di negeri Habasyah (Ethiopia), beserta gambar-gambar yang terpampang di dalamnya. Mendengar kisah istrinya ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Mereka itu, apabila ada orang yang shalih atau hamba yang shalih meninggal, mereka membangun di atas kuburannya sebuah masjid (tempat ibadah), mereka membuat di dalamnya patung-patung, merekalah sejelek-jelek makhluk di sisi Allah”.

Nabi menanggapi kisah Ummi Salamah dengan bersabda, “Mereka itu sejelek-jelek makhluk di sisi Allah”. Yang beliau maksudkan ialah para pengagung orang shalih yang membangun masjid di atas kuburan. Pada hadits ini tak ada pernyataan bahwa mereka beribadah kepada orang shalih tersebut. Mereka hanya mengagungkan kuburan tersebut, dan membuat gambar atau patung mereka. Akan tetapi perhatikanlah bahwa sesungguhnya Rasulullah telah mencela perbuatan mereka karena mereka telah menggabungkan dua sumber kesesatan : membangun masjid di kuburan & patung-patung. Kedua hal ini merupakan penyebab terjadinya syirik akbar. Dapat kita pahami bahwa hadits ini adalah peringatan & sekaligus larangan bagi umat ini dari membangun masjid di atas kuburan seseorang.


Amalan yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tegur dengan keras adalah mendatangi kuburan orang shalih, guna beribadah kepada Allah di sana. Biasanya orang yang melakukan ini mengharap mendapatkan keberkahan di  tempat tersebut. Orang awam seringkali melakukan amalan ini. Mereka meyakini bahwa tanah sekitar kuburan orang shalih memiliki keberkahan, sehingga amal ibadah di sana berbeda dengan amal ibadah di tempat lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar