Sahabatku, ternyata bukan hanya
di Palestina dan Negara-negara perang saja yang melahirkan para mujahid cilik.
Penistaan agama oleh Ahok di Kepulauan Seribu beberapa waktu yang lalu juga
melahirkan mujahid-mujahid cilik di tanah air.
Akibat dari penistaan Agama Islam
itu melahirkan Aksi Bela Islam 411, 212 hingga 112 yang dihadiri oleh jutaan
orang. Dalam aksi-aksi tersebut melahirkan persatuan umat Islam Indonesia.
Bersatunya umat Islam tersebut karena keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt.
Hal ini dibuktikan kafilah santri
Ciamis jalan kaki menuju Jakarta untuk Bela Islam yang dihina oleh Ahok.
Sebagaimana diberitakan percikaniman.com, Kafilah Ciamis mendapatkan sambutan
hangat dari Anak-anak TK hingga SMA di Rancaekek hingga Gedebage-Jawa Barat.
Salah satu contohnya seperti yang
dilakukan oleh TK dan SD IT Al Mubarok Rancaekek, dengan tertip berjajar di
trotoar membawa minuman dan makan ringan lainnya kepada kafilah pembela Al-Qur’an.
Selain itu mereka juga menyambut takbir dan mereka juga membentang tulisan dari
kertas karton “Selamat Berjuang Para Pembela Al-Qur’an.
Saat
ditanya, apa yang dilakukan para pejalan kaki dari Ciamis menuju Jakarta
tersebut,? “Kan Al Quran kita sedang
dihina oleh orang Jakarta,”jawabnya polos tanpa menyebut namanya, dikutip
percikaniman.com (30/11/16).
Saat
peserta Aksi Bela Islam III yang berjalan kaki tersebut sudah nampak di
kejauhan dengan mengibarkan beberapa bendera kalimah tauhid, mereka nampak
semakin bersemangat dengan yel-yel “ (Ummat) Islam bersatu tak bisa
dikalahkan”.
Ketikan
peserta jalan kaki tersebut melintas, anak-anak ini berebut untuk memeberikan
apa yang ada di tangannya. Nampak dari wajah anak-anak tersebut rasa puas telah
bisa hadir menyaksikan peserta Aksi Bela
Islam III yang berjalan kaki ratusan kilo meter.
Ketika
ditanya dari mana uang mereka beli perlengkapan untuk para perserta aksi
tersebut mereka menjawab ada yang dari uang jajan dan uang tabungannya.
Hal
ini bisa menjadi pendidikan yang baik untuk anak-anak. Sehingga banyak orangtua
yang membawa keluarga dalam aksi tersebut. Ini juga dilakukan Iwan Kusnandar
dari Banten yang membawa keluarganya ikut aksi 112. “Buat background pendidikan
keluarga sangat baik, makanya saya bawa keluarga,” kata Iwan sebagaimana
dilansir Panjimas.com, Jum’at (10/2/2017).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar