Sahabatku,
apa yang dimaksud dengan tathayyur? Tathayyur adalah
menganggap sial atas apa yang dilihat, didengar, atau yang diketahui. Melihat sesuatu yang menakutkan akhirnya dia meyakini akan
mendapatkan sial. Sesuatu yang didengar seperti mendengar burung gagak, kemudian dia meyakini akan
ada bencana turun. Sesuatu yang diketahui seperti mengetahui tanggal, angka atau
bilangan. Contoh, enggan mendapatkan urutan 13 dan lain-lain. Hal itu yang disebut
dengan tathayyur.
Berbagai Bentuk Tathayyur di Masyarakat pada Zaman Kini?
Bentuk tathayyur masa lampau yang masih terbawa sampai sekarang
adalah merasa sial karena adanya burung gagak atau burung hantu. Muncul rasa
pesimis, jika ada burung hantu di dekat rumah menandakan bahwa penghuni rumah
tersebut akan mengalami musibah (kematian).
Demikian juga merasa sial
karena orang tertentu, dan menganggap bahwa orang tersebut sebagai pembawa
sial. Merasa sial karena angka tertentu, seperti angka 13, atau angka 4. Oleh
karenanya, sebagian orang tidak mau bepergian pada tanggal 13, tidak mau
membeli rumah nomor 13, tidak mau memberi nomor lantai ke-13 pada gedung
bertingkat (biasanya diberi nomor 12a atau 12b).
Tathayyur dikategorikan
syirik karena adanya keyakinan bahwa burung, manusia, bergantinya bulan atau
terjadinya sesuatu, semua itu mempunyai pengaruh buruk tanpa adanya kehendak
Allah Subhanahu wa ta’ala., dan terdapat kekhususan dengan kemalangan tersebut.
“Barangsiapa mengurungkan niatnya karena tathayyur, maka ia telah berbuat syirik.” Para Sahabat
bertanya: “Lalu apakah tebusannya?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab: “Hendaklah ia mengucapkan: ‘Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali
kebaikan dari Engkau, tiadalah burung itu (yang dijadikan objek tathayyur)
melainkan makhluk-Mu dan tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar
kecuali Engkau”. (HR. Ahmad)
Hendaklah manusia melakukan sesuatu
yang diinginkan dengan landasan percaya kepada Allah dan tawakal kepada Allah. Keyakinan
bahwa tidak akan terjadi kesialan kecuali sebelumnya telah ditetapkan oleh
Allah Subhanahu wa ta’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar