Sahabat | Sebagai seorang muslim
kita wajib
mencintai Rasulullah Muhammad shallallaahu
‘alaihi wasallam, sebab beliau adalah orang yang mengenalkan Allah subhanahu wa ta’ala kepada kita, yang menyampaikan syariat-Nya dan yang
menjelaskan hukum-hukum-Nya.
Karena itu, kebaikan yang diperoleh kaum
mukminin, baik dunia maupun akhirat, adalah dari usaha Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Dan tidaklah
seseorang masuk surga, kecuali
dengan menaati dan mengikutinya. Dalam suatu
hadits disebutkan:
"Tidaklah sempurna iman salah seorang
dari kalian sampai aku lebih ia cintai daripada anaknya, orang tuanya dan
segenap manusia." (Muttafaq 'alaih).
Mencintai Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam mengharuskan adanya pengagungan, ketundukan dan
keteladanan kepada beliau serta mendahulukan sabda beliau shallallaahu
‘alaihi wasallam atas segala ucapan makhluk, serta mengagungkan
sunnah-sunnah-Nya.
Akan
tetapi, walaupun kita diperintahkan mencintai nabi shallallaahu
‘alaihi wasallam diatas
segala sesuatu, kitapun dilarang berlebihan dalam menyanjungnya. Seperti
memujinya sampai mengangkatnya diatas derajat makhluk. Contoh: “ya Rasulullah,
penghilang deritaku, karenamu aku bahagia, dan karenamu aku hidup”.
Contoh
diatas adalah contoh yang sering terucap di tengah-tengah kita akan tetapi perkataan
tersebut dilarang secara syar’i. Karena
pada sejatinya yang mampu menghilangkan derita adalah Allah, yang
menjadikan seseorang bahagia adalah Allah dan yang menghidupkan dan mematikan
adalah Allah, bukan Rasulullah.
Inilah
yang dimaksud dengan berlebihan dalam menyanjung nabi. Nabi shallallaahu
‘alaihi wasallam melarang
kita berlebihan dalam menyanjung-Nya, beliau bersabda:
لاَ تُطْرُوْنِيْ كَمَا أَطْرَتِ
النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، إِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ، فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللَّهِ
وَرَسُوْلُهُ.
"Janganlah
kalian berlebih-lebihan memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani telah
berlebih-lebihan memuji (Isa) putera Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka
katakanlah, 'Abdullah wa Rasuluh (hamba Allah dan RasulNya)'." (Muttafaq 'alaih).
Nabi saja melarang kita memujinya secara berlebihan.
Maka manusia selain nabi dilarang kita memujinya secara berlebihan. Karena
pujian berlebihan yang ditujukan kepada seseorang dapat merusak pahala orang
yang dipuji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar